BANDUNG: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim kemiskinan di Jabar menurun, bahkan 182 ribu warga Jabar tidak berstatus miskin. Turunnya 182 ribu warga miskin dalam setahun apabila dibagi ke dalam 52 minggu, maka di Jabar per minggu status miskin 3.500 warga
hilang atau naik status ke lebih sejahtera.
Demikian disampaikan Emil dalam Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat (Tepas) di Area Masjid Raya Al Jabbar,Kota Bandung, Sabtu (19/8/2023). Meski anggaran dari pusat tidak sebesar provinsi lain di Pulau Jawa, Jabar mampu menekan angka kemiskinan dan kini menyentuh angka 7 persen lebih.
Provinsi besar lainnya di Jawa angka kemiskinannya masih tinggi dari Jabar padahal Dana Bagi Hasil dari Pemerintah Pusatnya lebih besar ketimbang Jabar.
Turunnya angka kemiskinan di Jabar berkat keberhasilan sederet program yang muaranya pada peningkatakan kesejahteraan masyarakat.
Gubernur mengungkapkan, dana zakat yang dikelola oleh Baznas Jabar setiap tahunnya selalu meningkat. Realisasi dana umat tahun lalu dari target Rp1,6 trilyun meningkat jadi Rp2,5 trilyun.
“Dana zakat kita ditargetkan Rp1,6 trilyun realisasinya malah lebih menjadi Rp2,5 triliun. Makanya target tahun 2023 ini adalah Rp3,7 trilyun. Kemana uangnya, ya kembali ke umat,” kata dia.
Gubernur menginstruksikan penggunaan dana zakat tidak hanya memberikan uang kepada kaum duafa tetapi juga dibikin fasilitas dan kewirausahaan. Optimalisasi dana zakat inilah yang menjadi salah satu faktor penurunan angka kemiskinan di Jabar.
“Zakat saya geserkan, Baznas saya suruh tidak ngasih duafa uang tapi bikin fasilitas juga. Sebanyak 5.018 bisnis baru tahun ini lahir di pesantren-pesantren. Itu adalah program ekonomi keumatan,” kata dia.
Gubernur tak memungkiri, sejumlah pekerjaan rumah pembangunan masih ada selama lima tahun kepemimpinannya karena pembangunan sudah barang tentu tidak ada kata selesai.
Namun demikian di era kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, target-target pembangunan sudah tercapai di 16 hari sebelum jabatannya berakhir, tepatnya 5 September 2023.