WJF Bertajuk Merawat Bumi Digelar 2-3 September

Bagikan Artikel

BANDUNG: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan menggelar pesta akbar West Java Festival (WJF) 2023, bertajuk Kebudayaan untuk Merawat Bumi, Insect of West Java pada 2-3 September, akhir pekan ini.

Perhelatan ini menjadi puncak peringatan Hari Jadi Jawa Barat ke-78, sekaligus momen perpisahan Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Uu Ruzhanul Ulum dengan masyarakat, mengingat masa jabatan mereka akan berakhir pada 5 September 2023 mendatang. Pesta rakyat ini akan diisi beberapa kegiatan seperti karnaval, kolaborasi pameran hingga konser yang dimeriahkan Juicy Luicy, The Changcuters, GIGI, Feel Koplo, serta JKT 48.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jabar yang menjadi Ketua II Panitia Besar WJF 2023 Dedi Taufik Kurohman mengatakan, 156 warisan budaya tak benda akan ditampilkan oleh 14 kabupaten/kota yang menjadi peserta. Dimana Jabar ini kata dia, memiliki multi kultur yakni Sunda-Betawi, Priangan dan Kacirebonan.

“Ini harus kita ekspansi, kita kenalkan. Apalagi budaya jadi pariwisata yang juga mengimplikasi ke ekonomi. Ada 300 tenant yang disiapkan, jadi selain seni juga ada inovasi kuliner. Tema yang kita angkat adalah insecta, karena serangga yang menjaga ekosistem. Jadi WJF kali ini kita lakukan dengan kolaborasi, memerhatikan kaitannya dengan lingkungan, karnaval, pameran dan konser. Kami harap masyarakat Jawa Barat bisa berpartisipasi,” kata Dedi dalam Jabar Punya Informasi (Japri) Volume 133, di Aula Timur Gedung Sate, Kamis (31/8/2023).

Mengenai kesiapan kantung parkir, dia mengatakan beberapa titik sudah disiapkan di antaranya seputaran Gedung Sate, Museum Geologi, Pusdai, Balai Kota Bandung, Dishub Jabar, DBMPR Jabar, Disdik Jabar, Kodam III Siliwangi, Kodiklat dan Rindam.

“Sudah kita siapkan dan nanti akan ada shuttle bus yang mengantarkan menuju tempat acara. Kegiatan ini menjadi kekuatan kita, dikemas menjadi destinasi wisata unggulan di Jawa Barat,” ucapnya.

BACA JUGA  Emil Titipkan Sejumlah Program Jabar kepada Puteri Indonesia 2023

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) selaku Sekretaris Panitia Besar WJF Benny Bachtiar menambahkan, pesta rakyat ini adalah ruang bagi pelaku seni untuk menampilkan budaya daerah.

“Kegiatan ini pada akhirnya akan membangun kebersamaan dan saling menghargai budaya masing-masing. Kita punya tiga wilayah budaya, ini perlu disosialisasikan, menampilkan potensinya. Supaya mereka memahami, bahwa mereka ada di provinsi yang memiliki banyak budaya,” kata dia.

Diharapkan, selama 2-3 September 2023 yang dilaksanakan di tiga tempat yaitu Gedung Sate, Gasibu dan Stadion Siliwangi ini dapat menjadi hiburan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, dia turut mengharapkan tidak hanya 14 kabupaten/kota yang turut andil, tetapi juga daerah lainnya.

“Tanggal 2 ada kegiatan zumba, West Java Partnership, ada kegiatan Hari Konsumen Nasional. Tanggal 3 ada karnaval, dimulai dari Monumen Juang sampai Jalan Diponegoro. Sedangkan konser yang di tanggal 3, akan dilaksanakan di Stadion Siliwangi. Ini free untuk masyarakat, tetapi harus daftar ke Sapawarga. Ini tiga hari kita buka, sudah sold out,” imbuhnya.

Sementara Budayawan Aat Suratin mengatakan, tema yang diangkat dalam WJF 2023 dimana mengaitkan kebudayaan dengan serangga sangat tepat, seiring dengan situasi global saat ini karena perubahan iklim.

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat mengembalikan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kearifan lokal. Bagaimana melindungi ekosistem, yang dimulai dari hal kecil yakni serangga. Sebab menurutnya, tanpa kita sadari serangga memiliki peran besar dalam kehidupan manusia.

“Kita tahu, dunia sedang tidak baik-baik saja. Ancaman besar climate change. Kegiatan ini supaya kita menajamkan kembali. Mengingat budaya ini merupakan bagian dari kearifan lokal. Serangga penting untuk ekosistem dan kehidupan kita,” imbuhnya.

Mengenai pengelolaan sampah selama kegiatan tersebut berlangsung, Aktivis Persampahan Yakes Pelestari Bumi Berkelanjutan Rikrik menuturkan, pihaknya telah menyiapkan beberapa skema yang akan dilaksanakan guna mencegah terjadinya timbunan sampah. Terlebih saat ini Bandung Raya sedang mengalami darurat sampah, buntut dari kebakaran yang terjadi di TPAS Sarimukti.

BACA JUGA  Pemprov Jabar Dongkrak Pelayanan Publik Lewat e-Monev

“Kita akan SOP-kan, baik untuk tenant maupun pengunjung. Sudah diinformasikan, disarankan dan dipastikan untuk bawa wadah makan dan minum sendiri. Selain itu kita juga melarang adanya sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti styrofoam dan plastik mika. Lalu kita juga sediakan water station di beberapa tempat, menyiapkan tempat sampah terpilah organik dan anorganik. Juga relawan yang akan selalu mengingatkan sepanjang acara,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *