KABUPATEN CIREBON,- Program One Pesantren One Product (OPOP) menjadi salah satu upaya mewujudkan visi Jabar Juara Lahir dan Batin melalui pemberdayaan pesantren.
Program ini memberikan kesempatan pada pesantren untuk mengembangkan bisnisnya sehingga dapat mandiri secara ekonomi.
Dengan target 5.000 pesantren bergabung di program OPOP dalam kurun waktu lima tahun kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum (RINDU), hingga hari ini target tersebut sudah terpenuhi.
Selama empat tahun bergulir, sebanyak 2.844 pesantren sudah tergabung dalam program OPOP dan pada 2023 tercatat 2.174 yang bergabung. Dengan demikian pesantren yang ikut serta dalam program OPOP mencapai 5.018.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, nilai transaksi dari tahun ke tahun pada acara temu bisnis OPOP relatif tinggi.
Pada OPOP 2020 dengan peserta 500 pesantren, transaksi bisnis mencapai Rp21 miliar. Pada 2021 dengan peserta 1.000 pesantren mencapai Rp 136,5 miliar, dan 2022 dengan peserta 270 pesantren nilai transaksi mencapai Rp 42,1 miliar.
Capaian tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.
Menurut Wapres, pemberdayaan pesantren dengan program OPOP dapat menjadi peluang pembangunan ekonomi baru bahkan OPOP juga memberikan efek domino berupa penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar pesantren tersebut.
“Saya melihat bagaimana ekonomi UMKM dibangun melalui basis pesantren dan ada yang sudah sampai ekspor ke luar negeri,” ujar Wapres saat mengunjungi Pesantren Buntet didampingi Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jumat (25/8/2023).
“Banyak juga yang mempekerjakan dan memberdayakan masyarakat. Hasil-hasil produk masyarakat juga bisa dihilirisasi oleh pelaku usaha UMKM,” tuturnya.
Wapres Ma’ruf mengungkapkan, peran pesantren sebelumnya lebih menitikberatkan sebagai pusat pengembangan Islam dan mencetak ulama. Namun sekarang sudah berkembang meliputi pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
“Hal ini harus terus didorong demi pertumbuhan ekonomi maju di masa mendatang, mengingat peluang ekonomi dari pemberdayaan pesantren belum populer,” ujar Ma’ruf Amin.
“Saya ingin mendorong terus peran-peran pesantren ini ke depan sebagai bagian dari usaha pengembangan ekonomi baru yang selama ini tidak dianggap sebagai potensi ekonomi,” imbuhnya. (*)