Antara Juara Umum PON XX dan Prokes

PON
Bagikan Artikel

Oleh Solihin

Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua sangat berbeda dengan PON sebelumnya yang digelar di Jawa Barat 2016 silam, terlebih saat ini digelar di tengah mewabahnya virus Korona.

Tentunya semangat para peserta PON cukup berbeda, karena selain harus tetap bugar dan siap bertanding, kini fokus mereka harus dibagi dengan menjaga diri agar tidak tertular COVID-19.

Semoga saja semua itu tidak menjadi alasan mengendornya semangat bertanding atlet Jabar yang dikenal tak pernah gentar di segala keadaan dan mampu mencapai target juara umum PON XX Papua pengorbanan pra-PON tidak sia-sia karena tidak menjaga kesehatan.

Menyadari sukarnya mencapai target juara umum seperti tahun 2016, komandan kontingen PON XX Papua Setiawan Wangsaatmaja terus menyemangati para atlet meski sementara hanya dengan kata-kata heroik.

Kekuatan besar dan semangat membara semua unsur yang terlibat di perhelatan olahraga lima tahunan ini sangat diperlukan. Sebab bisa saja Jabar meraih juara umum PON XIX hanyalah keberuntungan karena menjadi tuan rumah, akan berbeda dengan PON XX Papua yang hanya menjadi tamu.

20 sampai 24 persen medali emas harus dikumpulkan kontingen Jabar jika ingin pulang dengan gelar juara umum, atau seluruh atlet Jabar harus meraih 137 hingga 160 medali emas di setiap Cabang Olahraga (Cabor), belum lagi harus bersaing dengan Jakarta dan Jawa Timur yang langganan juara umum. Ya, memang sukar mencapai target juara umum.

Tapi semua sangat memungkinkan, meskipun PON kali ini lebih berat bagi para atlet, selain teknis latihan dan strategi, para atlet juga harus menjaga protokol kesehatan ketat di tengah ‘gentayangannya’COVID-19.

Berbicara tuan rumah, meski tidak terhubung langsung dengan skil dan cara bermain, namun posisi ini masih cukup menguntungkan bagi atlet dan kontingen. Sepertihalnya saat Jabar menjadi tuan rumah PON XIX , para atlet tampak lebih nyaman bertanding, terlebih support warga Jabar menghantarkan semangat para atlet menuju gelar juara umum.

BACA JUGA  Penguatan UMKM, Perkokoh Ekonomi Nasional

Jika saat ini ingin kembali membawa gelar juara umum, Jabar harus memiliki semangat, dan strategi berlipat dari PON XIX 2016. Sebab, Jakarta dan Jatim pun menargetkan raihan serupa, belum lagi tuan rumah yang biasanya diuntungkan dengan kenyamanan serta support warga setempat.

Tahun 2012 silam, DKI Jakarta menjadi juara umum dengan 110 medali emas, 101 medali perak dan 112 medali perunggu. Kemudian Jawa Barat dengan 99 emas, 79 medali perak dan 101 medali perunggu, disusul Jawa Timur dengan 86 mendali emas, 86 medali perak dan 84 medali perunggu.

Tahun 2016, Jawa Barat memperoleh 217 medali emas, 154 medali perak dan medali 158 perunggu, disusul Jawa Timur dengan 132 medali emas, 138 medali perak dan 134 medali peruinggu dan DKI Jakarta dengan 132 medali emas, 123 medali perak dan 118 medali perunggu.

Ketatnya persaingan tiga provinsi ini menjadi tantangan tersendiri bahkan menjadi ajang adu semangat dan strategi untuk saling menggeser posisi ketiganya hingga meraih gelar yang diinginkan. Bisa saja justru Papua yang mencuri semangat di tengah ketatnya persaingan ketiga provinsi itu.

Demi prestise dan gengsi provinsi, Jawa Barat harus menambah strategi dan semangat berkali-kali lipat dari PON XIX 2016 untuk mempertahankan gelar juara umum. Tentunya dengan tidak meninggalkan sportivitas dalam setiap pertandingan. Jika para atlet saja semangat dan rela berkorban demi gelar juara umum, warga Jabar pun akan sangat bersedia mendukung mereka, meski hanya dalam doa dan harapan realistis di hati warga yang terkenal santun dan saling dukung ini. Jabar Juara bukan khayalan,,semoga.

Bandung 29 September 2021

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *