Tingkatkan Sektor Ekonomi, Yunandar Sebut Pemerintah Bisa Adopsi Langkah Korsel

Bagikan Artikel

KOTA BANDUNG,- Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi PDI Perjuangan R. Yunandar Rukhiadi Eka Perwira ST,.ME menilai pemerintah bisa mengadopsi langkah yang dilakukan Korea Selatan dalam meningkatkan sektor ekonomi tersebut.

Pada 1960-an dan 1970-an, kebijakan Pemerintah Korea Selatan adalah membantu pengembangan UKM, tetapi berfokus pada industri berat dan kimia. Pada 1980-an dan 1990-an, banyak UKM menjadi pemasok utama berbagai suku cadang di industri mobil dan elektronik yang sedang berkembang.

Sementara pada tahun 2000-an, berbagai kebijakan dan inisiatif untuk UKM menyebabkan peningkatan eksplosif dan pertumbuhan bisnis ventura.

Pada tahun 2010-an, filosofi pertumbuhan ‘win-win’ antara perusahaan besar dan UKM secara aktif dicari melalui promosi berbagai kebijakan. Selain itu, berbagai upaya dilakukan untuk memperkuat kompetensi inovatif UKM, membangun tatanan perdagangan yang adil, melindungi area bisnis UKM, secara aktif mempromosikan strategi pertumbuhan win-win dan dukungan untuk memperkuat otonomi UKM.

“Atau tak perlu jauh-jauh, Surabaya bisa pula menjadi percontohan dalam mengelola UMKM,” ujar Yunandar.

Kota yang berada di Jawa Timur ini mengeluarkan sejumlah program pemberdayaan UMKM. Diantaranya: Program pemberdayaan ekonomi keluarga berbasis komunitas; Berhasil membuat pengusaha-pengusaha baru, yang memilik omset minimal belasan juta dalam sebulan; Menyasar industri rumahan, khususnya Ibu Rumah Tangga; Menyediakan Gedung khusus untuk jualan UMKM Surabaya berupa sentra UMKM; Memanfaatkan beberapa gedung pemerintahan seperti Balai Kota Surabaya dan Gedung Siola untuk dipajang dan jualan produk UMKM; Roadshow atau Pasar Rakyat tahunan di tiap kawasan Surabaya; Membuat produk Surabaya Go Global, Go Digital, dan Go Financial. Dipasarkan di pesawat Citilink hingga di pasar internasional.

Yunandar mengatakan jenis usaha di Jawa Barat berdasar data Badan Pusat Statistik 2016, yakni perdagangan (47,28 persen), akomodasi makan minum (18,70 persen), industri pengolahan (13,20 persen), pengangkutan dan pergudangan (6,53 persen), serta beberapa lainnya.

BACA JUGA  DPRD Jabar Dorong Pemberdayaan Masyarakat Desa

Dalam membangun ekonominya, Jawa Barat menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM), pengiriman diaspora ke negara maju, pembangunan industri rakyat, fokus industri berbasis pasar-potensi, serta provinsi industri kreatif.

:Untuk pembangunan industri rakyat berfokus pada pembentukan klaster industri kecil menengah, membangun industri dari hulu ke hilir: bahan baku-barang konsumsi, penyediaan modal berbunga rendah, fasilitasi desain industri dan kekayaan intelektual, datapasar, serta branding,” tandasnya. (adv)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *