KOTA BANDUNG,- Menuju Indonesia Emas, Jawa Barat memiliki visi pembangunan ekonomi 2045 yakni Mewujudkan Perekonomian Setara Negara Maju melalui Pembangunan Industri Berorientasi Pasar dan Berbasis Potensi Rakyat Jawa Barat.
Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat R. Yunandar Rukhiadi Eka Perwira ST,.ME mengatakan pembangunan tersebut dimulai dari menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang cakap, berkualitas serta berdaya saing.
“Kemudian mengirim diaspora ke negara-negara yang telah maju perekonomian maupun peradabannya,” kata Yunandar.
Guna mencapai visi itu, kata Yunandar pembangunan industri rakyat harus tetap dilakukan.
Industri berbasis pasar harus menjadi fokus mengingat potensi ini sangat besar yang bisa membuat Jawa Barat menjadi provinsi industri kreatif.
“Penyelesaian masalah stunting dan peningkatan kualitas IQ merupakan langkah-langkah dalam pembangunan sumber daya manusia. Tak hanya itu, membentuk etos kerja tinggi dan mental juga menjadi bagian agar masyarakat terbiasa dalam pergaulan global,” kata dia.
Yunandar mengungkapkan penguasaan teknologi canggih juga wajib mengingat peradaban dunia yang semakin berkembang.
“Selain itu, memiliki karakter berdaya saing tinggi juga harus ada ditengah persaingan global yang semakin tinggi saat ini serta membangun jiwa kewirausahaan khususnya di generasi muda menjadi sebuah keniscayaan di masa sekarang ini,” bebernya.
Ia mengatakan, dengan besarnya angkatan kerja yang belum sebanding dengan lapangan kerja, anak-anak muda dituntut menjadi wirausahawan agar membuka lapangan kerja sekaligus menumbuhkan perekonomian di daerahnya masing-masing.
Menurutnya, penanaman nilai agama dan budaya juga penting agar masyarakat tetap memiliki etika serta adab dalam bersosialisasi baik di level nasional maupun internasional.
Selain itu, imbuh dia, pengiriman diaspora ke negara maju harus dimulai dengan kurikulum di SMA/SMK yang berbasis internasional. Hal ini penting mengingat perbedaan yang cukup signifikan antara pendidikan nasional dengan sistem yang dianut negara-negara maju.
Ia menambahkan, bila kurikulum internasional ini bisa diaplikasikan di Indonesia, langkah selanjutnya adalah mengirim para siswa itu untuk magang di perusahaan-perusahaan luar negeri.
“Jika langkah ini berhasil, perusahaan-perusahaan tersebut tak akan segan mengambil warga Jawa Barat pada khususnya menjadi pegawai mereka. Ini bisa berdampak positif kepada Indonesia termasuk Jawa Barat,” pungkasnya. (adv)