Padamkan Api Sarimukti Pakai Lumpur

sampah
Bagikan Artikel

BANDUNG: Kebakaran yang terjadi di TPAS Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat sejak 19 Agustus 2023 silam tak kunjung berakhir. Bahkan masa tanggap darurat yang ditetapkan Pemkab Bandung Barat telah dinyatakan berakhir terhitung sejak 11 September kemarin.

Seiring dengan berakhirnya status tanggap darurat yang ditetapkan Pemkab Bandung Barat, maka saat ini kewenangannya beralih menjadi tugas Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Melalui status tanggap darurat tingkat provinsi, yang akan berlangsung hingga 25 September mendatang.

Usai meninjau titik kebakaran, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin mengatakan, pihaknya bersama stakeholder terkait akan mencoba menggunakan skema baru yakni dengan memberikan lumpur ke titik api, sehingga diharapkan dapat mempercepat pemadaman.

“Tadi saya mendengarkan paparan dari pihak TNI-Polri, saya rasa optimis bisa teratasi dengan beberapa cara baru seperti dengan lumpur dan juga akan di klaster pembuatan jalan yang akan memudahkan ke titik api,” ujarnya Selasa (12/9/2023).

Turut Upayakan Hujan Buatan

Selain itu, Pemprov Jabar akan melakukan koordinasi dengan BMKG untuk mengupayakan hujan buatan dalam membantu pemadaman api. Tidak hanya itu, Bey Triadi menyampaikan pihaknya juga akan menyiapkan lahan baru dengan kapasitas 23 ribu ton guna menampung sampah dari empat kota/kabupaten seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.

“Fokus kami ada dua, pemadaman disini dan penanganan sampah di empat wilayah itu. Ada kapasitas sebesar 23 ribu ton untuk itu, sudah bisa diisi,” ucapnya.

Kendati demikian, dia tetap mengimbau kepada pemerintah kabupaten/kota serta masyarakat untuk mengurangi produksi sampah, terutama sampah organik agar titik baru pembuangan tidak cepat habis. Maka dari itu, dia menuntut komitmen bersama yang telah disepakati dalam mengurangi volume sampah.

BACA JUGA  Pemprov Jabar Jadi Role Model Transformasi Digital

“Saya mohon kepada kabupaten/kota yang terkait dengan pembuangan sampah kesini, agar mengurangi sampahnya juga. Itu sudah komitmen kepala daerah untuk mengurangi sampahnya. Jadi mohon sampah disini bukan sampah organik, sehingga mengurangi juga. Jadi jangan sampai, seperti disampaikan Bu Kadis sampah di Kota Bandung, Cimahi, Bandung Barat dan Kabupaten Bandung akan menumpuk. Dipikirkan juga mengurangi jangan sampai masyarakat mengeluh dengan pelayanan sampah ini,” imbuhnya.

Terkait kesiapan lahan baru ini, Bey Triadi menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah menunggu persetujuan dari tim yang melakukan kajian, agar jangan sampai lahan baru ini dapat membahayakan kawasan sekitar.

“Ada kekhawatiran kebakaran di sebelah (hutan), kita akan assessment dulu sebelum memutuskan untuk dibuka. In Syaa Allah kita akan lebih berhati-hati dalam memilih lahan baru ini,” tambahnya.

Siapkan Anggaran Rp5,8 Miliar

Mengenai alokasi anggaran dalam penanganan kebakaran, Bey Triadi mengungkapkan Pemprov Jabar telah menyiapkan pendanaan sekitar Rp5,8 miliar selama tanggap darurat TPAS Sarimukti ini. Dia berharap, kebakaran dapat segera teratasi, sebelum masa tanggap darurat Pemprov Jabar berakhir.

“Tentunya kami berharap tidak perlu diperpanjang, kita bukan berarti dengan dua minggu akan diperpanjang. Tidak, yang pasti kita ingin cepat padam dalam dua minggu ini. Tentunya dengan upaya kita bersama. Tentunya mohon masyarakat bersama-sama mengurangi sampah,” tuturnya.

Sedangkan mengenai kendala dalam melakukan pemadaman, mengingat kebakaran Sarimukti  berlangsung sudah hampir terjadi selama satu bulan. Dia menjelaskan, tingginya debit sampah menyulitkan proses pemadaman karena water bombing yang dilakukan hanya memadamkan api di permukaan, tetapi tidak di bagian bawah.

Sehingga diharapkan, dengan pemberian lumpur akan turut memadamkan api di bagian bawah tumpukan sampah. Kendala titik api, kalau kita padamkan dengan air. Itu sudah padam, tapi belum. Tinggi sekali sampahnya. Kita pastikan betul padam. Mudah-mudahan dengan lumpur, akan lebih baik ketika itu padam,” terangnya.

BACA JUGA  Emil Persembahkan Satyalencana Wira Karya Kepada Petani Jabar

Kemudian soal penanganan kesehatan terkait dampak polusi asap kebakaran, Bey Triadi mengatakan pihaknya bersama pemangku kepentingan telah melakukan sejumlah mitigasi. Dia memastikan, keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam proses pemadaman kebakaran TPAS Sarimukti.

“Kesehatan sudah tertangani. Ini kondisi darurat, keselamatan kita utamakan. Tentunya kembali kesini tapi kita upayakan cara lain, jadi jangan sampai kita mengandalkan Legok Nangka. Percepatan ada cara lain penanganan sampah lebih baik lagi,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *