Ketua Fraksi PDI Perjuangan, DPRD Jabar, Ineu Purwadewi Sundari, menegaskan bahwa sinergi berbagai pihak menjadi kunci agar representasi perempuan di legislatif dapat semakin kuat.
Kegiatan yang digelar bekerja sama dengan DP3AKB Jabar serta KPP ini menghadirkan berbagai unsur organisasi perempuan, mulai dari ITIAK, KPP, KPPI, MPPI, hingga unsur mahasiswa.
Ineu menyebut ruang diskusi tersebut menjadi wadah berbagi pengalaman sekaligus penguatan kapasitas perempuan yang tengah atau akan terjun ke dunia politik.
“Harapan kami, kegiatan ini bisa menjadi ajang sosialisasi peran perempuan di parlemen dan meningkatkan kapasitas perempuan yang ada. Sekaligus mengajak perempuan untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan dan ruang-ruang strategis lainnya,” ujarnya. di Gedung DPRD Jawa Barat, Rabu (19/11/2025)
Ineu mengakui bahwa keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif masih jauh dari ideal. Hasil Pemilu 2024 mencatat representasi perempuan baru menyentuh angka sekitar 22,5%, masih di bawah target nasional sebesar 30%.
“Karena itu, Kaukus Perempuan Parlemen dan teman-teman perempuan di DPRD Jabar terus melakukan upaya untuk mengejar target 30%. Ini juga menjadi perhatian partai politik agar keterwakilan perempuan bisa meningkat,” kata Ineu
Pelatihan dan sosialisasi hari ini, lanjutnya, menjadi bagian dari strategi mendorong perempuan ikut berpartisipasi dalam politik, mulai dari pencalegan hingga keterlibatan dalam program-program politik di tingkat lokal maupun regional.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, Ineu tak menampik bahwa masih ada tantangan besar untuk mencapai kuota 30%. Jawa Barat sendiri pernah berada di puncak capaian pada periode 2009–2014 dengan capaian sekitar 24,5–25,5%, namun belum pernah menembus angka 30%.
“Untuk mencapai 30% itu tidak bisa satu-dua orang saja. Harus ada komitmen bersama. Anggota dewan perempuan juga harus bisa menunjukkan kinerja yang dirasakan masyarakat, diakui partai, sehingga partai politik percaya dan memberi ruang lebih luas kepada kader-kader perempuan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kerja-kerja penguatan perempuan tidak boleh terjebak pada sekat warna politik. “Kaukus Perempuan Parlemen harus bekerja bersama. Tidak bisa hanya KPP saja. Semua partai politik, seluruh organisasi perempuan harus bergerak bareng. Karena itu saya undang juga perwakilan partai politik dan berbagai organisasi perempuan yang tertarik masuk ke politik Jawa Barat,” katanya.
Ineu menilai partai politik memiliki peran strategis dalam memaksimalkan keterwakilan perempuan, bukan hanya dalam proses pencalegan tetapi juga dalam memastikan perempuan terpilih.
“Dalam regulasi kan sudah jelas, baik struktur maupun daftar caleg wajib minimal 30%. Tapi yang kami harapkan bukan hanya terpenuhi di atas kertas, tapi juga keterpilihannya bisa mencapai 30%,” tegasnya.
Sebagai contoh, ia menyebut PDI Perjuangan secara konsisten mampu melampaui target tersebut. “Setiap periode kami selalu lebih dari 30%. Saat ini saja kami 40%. Periode lalu 8 dari 20, sekarang 6 dari 17. Jadi target 30% itu tercapai. Dan tentu kami ingin terus meningkat. Partai lain di Kaukus pun punya semangat yang sama,” ujar Ineu.
Melalui berbagai program penguatan kapasitas dan peningkatan kesadaran politik perempuan, Ineu berharap Jawa Barat dapat menjadi provinsi yang lebih progresif dalam menghadirkan perempuan-perempuan tangguh di panggung politik.

