KOTA BANDUNG,– Ketua Komisi I DPRD Jabar yang juga founder Bandung Geopolitical Studies berharap lembaga yang didirikannya dapat memperkuat tiga pilar kekuatan bangsa, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, serta berkepribadian di bidang kebudayaan.
Berdaulat di bidang politik karena lembaga ini mengkaji geopolitik, hubungan antara kedaulatan bangsa dengan teritori.
Hal tersebut diungkapkan Bedi Budiman dalam diskusi publik bertajuk “Menakar Kesiapan Negara Dalam Menyikapi Ancaman Siber” yang digelar di Hampton Coffe Jalan Aceh, Jumat (16/8).
Hadir sebagai narasumber Komandan Pusat Sandi dan Siber TNI AD, Brigjen TNI Yudha Fitri, Ketua Aptikom Jawa Barat Periode 2017 – 2022, Prof Dr.Ir.H Eddy Yusuf, Wakil Rektor 1 Unjani Prof Agus Subagyo, dan Chief Digital Transformation Officer Kementerian Kesehatan RI, Setiaji ST, MSi.
Dalam kesempatan tersebut Komandan Pusat Sandi dan Siber TNI AD, Brigjen TNI Yudha Fitri mengungkapkan bahwa kedaulatan siber adalah kemandirian. Hal ini lantaran peperangan siber adalah peperangan tanpa batas (borderless) dan tanpa batas waktu. (timeless).
“Peningkatan kemampuan sumber daya manusia, kewaspadaan, dan sistem pertahanan siber menjadi kunci Utama,” kata Yudha saat menyampaikan paparannya.
Ia mengatakan strategi keamanan siber nasional diatur dalam Perpres No.47 tahun 2023 yang salah satunya bertujuan untuk melindungi jaringan infrastruktur strategis pemerintah, Data Nasional, Data Pribadi, Data Penduduk, dan Data Industri.
“Hal ini penting dilakukan untuk mengatasi krisis siber yakni situasi kedaruratan akibat insiden siber tingkat yang berakibat pada keselamatan, keutuhan dan kedaulatan negara,” bebernya.
Sekilas tentang Bandung Geopolitics Studies yakni sebuah lembaga pemikir atau think tank yang merupakan wadah bagi pegiat ilmu hubungan internasional.
Komunitas ini dikembangkan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jabar, khususnya di kawasan Bandung Raya dan juga individu lain yang tertarik dengan isu global. (adv)